Dalam melakukan interaksi sehari-hari dengan orang-orang disekitar kita, tidak hanya komunikasi verbal saja yang kita gunakan, namun dalam interaksi dengan orang lain pastilah menggunakan komunikasi non verbal. Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang menggunakan pesan-pesan verbal yang berbentuk serangkaian kata. Sedangkan komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan non verbal, seperti gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan juga sentuhan. Tidak mungkin jika seseorang tidak melakukan komunikasi non verbal, karena saat seseorang terdiam dan tak berkata apa-apa, maka ia sudah melakukan komunikasi non verbal melalui ekspresi wajah, tatapan mata, dan poisi tubuhnya. Jadi tak mungkin jika seseorang tak melakukan komunikasi non verbal.
Kampus tempat dimana saya melakukan interaksi sosial dengan banyak orang yang berbeda-beda satu sama lain. Dengan berbagai macam kriteria membuat saya dapat menemukan banyak komunikasi non verbal, yang mungkin unik bahkan sampai membuat saya bingung mengartikannya.
Salah satu klasifikasi pesan non verbal adalah pesan artifaktual, yaitu pesan non verbal yang diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian dan kosmetik. Saat itu masih pagi, waktu menunjukkan pukul 9.00. Saya bersama seorang teman menunggu kuliah sesi kedua yaitu pukul 9.30 di depan ruang 4304 lantai tiga. Saat sedang asyiknya mengobrol dan bercerita dengan teman saya, tiba-tiba dari ruangan 4304 keluar seorang laki-laki, dengan kaos warna hitam, celana jeans hitam yang sobek dibagian lutut, rambut agak gondrong dan acak-acakan, rantai besi di pinggang, dan menggunakan sepatu boot warna hitam. Ketika melihat itu saya berpikir bahwa laki-laki orang yang sangat menyukai warna hitam, karena semua outfit yang ia pakai berwarna hitam, selain itu ia adalah orang yang mungkin menganut aliran punk atau mungkin dia seorang rocker. Dari tampilan yang acak-acakan membuat saya menilai juga dia orang yang cuek dan bebas, karena menurut saya cara dia berpakaian tidak sesuai dengan tempat dimana ia saat itu berada, yaitu kuliah di kampus. Dari kejadian itu menunjukkan bahwa cara berpakaian sudah merupakan komunikasi non verbal. Bagaimana seseorang ingin mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai dirinya atau bagaimana seseorang membentuk citra dirinya dihadapan orang lain.
Selain pesan artifaktual, komunikasi non verbal dapat terwujud dalam gerakan wajah. Pesan wajah dapat mengkomunikasikan kebahagiaan, keterkejutan, kemarahan, ketakutan, kesedihan, kemuakan atau penghinaan. Untuk menunjukkan kebahagiaan orang dapat mewujudkannya dengan tertawa keras. Setelah saya amati ketika menunggu dosen datang untuk masuk kuliah banyak mahasiswa yang tertawa terbahak-bahak dengan riang. Mungkin menertawakan hal lucu yang sedang diperbincangkan. Selain ekspresi bahagia diwujudkan dengan tertawa keras, ada pula wajah berbinar karena jatuh cinta. Sahabat ku yang ketika ia bercerita mengenai kekasih hatinya, wajahnya tertawa, tersipu malu, dan berbinar, sangat tampak bahwa ia sangat bahagia. Selain kebahagiaan ekspresi ketakutan pun ada, yaitu ketika para mahasiswa menunggu dimulainya waktu ujian. Tampak rona takut, khawatir diwajah mereka, mungkin takut jika tidak dapat mengerjakan soal ujian dengan baik, karena merasa belum menguasai bahan ujian dengan sempurna. Rona kesedihan tampak pada salah seorang teman yang terlambat dalam mengumpulkan tugas akhir. Padahal ia sudah menghabiskan waktu semalam suntuk untuk mengerjakan tugas tersebut, namun hanya karena ia lupa jadwal pengumpulannya sehingga tugas tersebut tidak diterima. Wajahnya tampak sedih dan kecewa. Ekspresi wajah juga dapat menunjukkan sebuah penghinaan. Ketika diadakan presentasi dan sesi tanya jawab dalam salah matakuliah, ada seorang laki-laki bertanya dan memberikan pendapat, kemudian sang presenter memberikan jawaban dan tanggapan, namun ketika sang penanya mendengar jawaban dari sang presenter mengenai hal yang ia tanyakan, wajahnya menunjukkan unsur penghinaan terhadap jawaban dan pendapat yang sang presenter berikan. Seolah-olah dari wajah sang penanya berbicara “ hmm, jawabannya ga mutu “. Dan dari situ muncul pencitraan bahwa sang penanya merupakan orang yang angkuh dan arogan.
Gerakan wajah merupakan pesan non verbal yang pasti ada dalam setiap komunikasi. Bahkan saat komunikasi verbal berlangsung, gerakan wajah yang mengekspresikan beberapa emosi akan turut serta ada. Dan mungkin gerakan wajah yang mengartikan seuatu akan tampak tanpa disadari oleh orang yang melakukannya. Alasan mengapa orang menggunakan pesan non verbal dalam bentuk gerakan wajah, karena gerakan wajah itu dapat membuat orang lain yang melihat semakin yakin akan perasaan yang ingin disampaikan. Misal kita ingin mengungkapkan kesedihan, dengan gerakan wajah atau ekspresi wajah, maka orang lain yang melihat akan semakin yakin bahwa memang saat itu perasaan kita sedang sedih.
Selain gerakan wajah bentuk pesan non verbal yang lain adalah gerakan mata atau kontak mata. Kontak mata membuat komunikasi menjadi semakin meyakinkan, karena mata juga mendukung ekspresi wajah. Seperti yang kebanyakan orang bilang bahwa mata bisa “ berbicara “. Seperti contoh sebelumnya saat terjadi sesi tanya jawab di kelas, sang presenter ketika memberikan jawaban kepada sang penanya menatap matanya lekat-lekat, dengan maksud meyakinkan atas jawaban yang ia berikan, kemudian mencari umpan balik ( salah satu fungsi gerakan mata ) dari sang penanya, apakah sudah jelas atas jawaban yang diberikan ataukah belum. Kontak mata juga menunjukkan kedekatan hubungan seseorang. Ketika saya mengamati dua orang yang bermusuhan, ketika mereka bertemu cenderung melakukan penghindaran kontak mata. Namun jika dua orang yang bersahabat atau berpacaran maka kontak mata mereka cenderung fokus dan penuh perhatian.
Selain kontak mata, pesan non verbal yang digunakan misalnya adalah melambaikan tangan yang berarti berpamitan “ dah..dah..aku pulang dulu “, atau melambaikan tangan yang artinya memanggil orang “ hei sini “. Atau posisi duduk menopang dagu saat berada di kelas, yang alasan mereka menopang dagu adalah biasanya karena sudah mulai merasa bosan berada di dalam kelas, dan berharap kuliah cepat selesai. Atau tindakan menggerakkan tangan saat presentasi di depan kelas, dengan maksud untuk memberikan beberapa penekanan untuk beberapa hal penting. Dan dari semua tindakan non verbal yang dilakukan tidak ada bahasa non verbal yang baru. Saya rasa semua cenderung sama dengan kebanyakan bahasa non verbal digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar